EQ Part 2

Sudah lama sepertinya gw ga nulis lagi. Ya mohon maaf kawan, dikarenakan kegiatan di dunia nyata sangat menyita waktu apa boleh buat gw terpaksa harus "cuti" dulu. Hehehe.. :)
Sesuai janji gw beberapa bulan yang lalu, kali ini gw akan melanjutkan artikel EQ part 2. Bagi yang belum membaca silahkan klik disini.

Filter

Sesuai dengan namanya, fitur yang satu ini bertugas untuk meng-cut level dari suatu frekuensi dalam jumlah yang ekstrim dan biasanya berguna untuk meng-cut noise yang tidak diinginkan. Filter sendiri terdapat 2 jenis yaitu Low Pass Filter (LPF) dan High Pass Filter (HPF).

Low Pass Filter (LPF)


Low Pass Filter berfungsi untuk menyaring High Frequency dan membiarkan Low Frequency lewat. Filter ini cocok digunakan untuk instrument yang dominan di frekuensi rendah seperti kick dan bass. Karena dengan filter ini kita dapat mengontrol berapa banyak High frekuensi yang masuk. Low Pass Filter juga bisa mengcut spillage (Instrument lain yang ikut terekam) seperti Hat, Snare, Cymbal.




High Pass Filter (HPF)

High Pass Filter berfungsi sebaliknya, menyaring Low Frequency dan membiarkan High Frequency  lewat. Filter ini sangat berguna untuk menghilangkan gemuruh (rumble bass) yang disebabkan oleh kesalahan baik saat live maupun saat recording. Dewasa ini, banyak brand microphone yang menyediakan fitur High Pass Filter untuk mencegah masuknya rumble bass yang berasal dari getaran di lantai dan menjalar ke stand microphone. High Pass Filter ini juga sebaiknya digunakan saat mau menggunakan suatu microphone menjadi Overhead agar si microphone hanya menangkap frekuensi dari cymbal.

Band Pass Filter (BPF)

Band Pass Filter memungkinkan kita untuk membiarkan frekuensi tertentu untuk lewat dan juga menyaring frekuensi dari kedua sisi baik. Lihat gambar disamping untuk lebih jelas. 





Notch Filter



Notch Filter adalah sebutan untuk menggambarkan kurva EQ dengan posisi maximum cut (sekitar 10 dB cut) dan "Q" yang kecil (sekitar 0,1). Ini berguna untuk menghilangkan frekuensi yang tidak kita inginkan tanpa mempengaruhi frekuensi yang ada di sekitar. Umumnya digunakan untuk mengurangi Sibilance (pengucapan hurup S dan T yang berlebihan sehingga menyebabkan sinyal menjadi noise).











Kegunaan Lain EQ

Penekanan Feedback

Ini biasanya digunakan saat live. Jika menemukan feedback (noise yang dihasilkan dari sound yang looping antara mic dan speaker, itu lho yang bunyinya melengking tajam kayak "ngggiiiiing") maka kita bisa menghilangkan nya dengan cara mencari frekuensi feedback dengan Parametriq EQ dan mengcut nya menggunakan Q yang kecil sehingga tidak mengganggu frekuensi lain.

Room Voicing
EQ juga bisa digunakan untuk mengatur kualitas suara dari sebuah ruangan (umum nya digunakan saat live). Kita dapat mengontrol Peak dan Dip yang dihasilkan dari akustik ruangan tersebut sehingga kita dapat menjaga agar frequency response di ruangan tersebut tetap flat. Kita bisa menggunakan lagu yang kita hafal karakteristiknya untuk membantu dalam pengerjaan room voicing ini.


Klasifikasi Suara

Sebagai bonus gw bakal ngasih info jenis-jenis suara berdasarkan frekuensi yang mampu didengar oleh manusia.

Subsonik (1-20 Hz)

Dalam range ini suara lebih cendrung dirasakasn daripada didengar. Kebanyakan speaker (bahkan sub-bass unit) tidak mampu memproduksi suara dalam rentang ini. Karena itulah kebanyakan EQ tidak mengcover rentan frekuensi ini.

Very Low Bass (20-40 Hz)

Jenis ini lebih terdengar seperti suara getaran daripda suara as in pitch. Boosting di rentan frekuensi ini harus hati-hati karena tidak semua genre musik akan menjadi bagus jika kita boost. Contoh, Kita bisa memberi kesan "depth" pada musik rock tapi akan aneh jika kita coba boost di musik jazz. Boosting di rentang frekuensi ini dapat memberikan efek dramatik jika digunakan untuk sound effect dalam film. Tidak disarankan untuk boost di lagu-lagu yang bertempo cepat.

Bass Frequency (40-160 Hz)

Pada rentang ini suara sudah terdengar as in pitch. Jika kita ngeboost frekuensi atas di rentang ini (contoh: 100 hz) maka akan memberikan kesan punch. Dan jika ngeboost frekuensi bawah di rentang ini (contoh: dibawah 100 Hz) maka akan memberikan kesan warmth tetapi efek sampingnya adalah sound akan kehilangan definisi nya (Bisa terdengar boomy). Jenis ini pula yang orang sering salah paham menjadi "Sub-Bass"

Low Mid Frequency (160-320 Hz)

Frekuensi dalam rentang ini lebih terdengar kasar. Dulu sekitar tahun 90an kebanyakan para engineer enggan untuk ngotak-ngatik frekuensi-frekuensi dalam jenis ini. Tetapi sebenernya untuk beberapa lagu justru akan memberikan efek bagus. Umumnya untuk menambah clarity pada beat-beat di genre dance.

Mid Range (320-2,5 kHz)

Memotong ekstrim pada frekuensi mid akan memberikan efek telepon.

High Mid/Presence (2,5-5 kHz)

Ini adalah frekuensi yang sangat sensitive bagi kuping manusia. Ini mungkin disebabkan kebanyakan frekuensi suatu obrolan/omongan manusia ada di frekuensi ini. Boosting di rentang ini akam memberikan clarity yang lebih baik. Disarankan saat rekaman sebaiknya kita menghilangkan sibilance karena jika kita memotong sibilance dengan menggunakan EQ maka itu akan mengurangi clarity pada sebuah audio track.

High Frequency (5-10 kHz)

Pada rentang ini kebanyakan hanya ada harmonic, jika kita ngeboost di rentang ini maka akan memberikan efek bright pada sebuah track.

Very High Frequency (10-20 kHz)

Rentang ini hanya terdapat harmonic. Jika kita ngeboot di rentang ini maka akan memberukan efek brilliance pada sebuah track. (Coba di EQ untuk lebih jelas)

Sekian artikel kali ini dan sampai jumpa pada artikel berikutnya.. :)