Microphone Part 2

   Pada artikel sebelumnya kita telah mengenal macam-macam microphone berdasarkan cara kerja konversi nya. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas macam-macam mirphone berdasarkan metode konversi nya.

Berdasarkan konversi energi akustik ke mekanik, ada 3 jenis/metode:

1. Dynamic Microphone a.k.a Moving Coil Microphone

   Dynamic microphone adalah mic yang di desain untuk keperluan yang lebih umum dan dapat di pakai untuk berbagai macam kebutuhan. Tak heran jika kita sering menemui mic ini di tempat-tempat umum. Kelebihan nya adalah mic ini kuat terhadap suara yang mempunyai SPL tinggi. Mic jenis ini sangat ideal untuk merekam drum, perkusi dan gitar listrik.

   Suara yang masuk ke microphone nantinya akan mengenai dan menggetarkan diafragma beserta kumparan kawat yang berada tepat dibelakangnya (Voice Coil).  Sebuah medan magnet mengelilingi voice coil yang berasal dari magnet permanent. Nah, pergerakan antara voice coil dan magnet ini yang akan menghasilkan arus listrik yang nantinya akan di proses. Banyaknya gerakan/getaran yang dihasilkan ditentukan oleh frekuensi suara yang masuk.  Dikarenakan massa dari coil ini yang berat, maka microphone dynamic kurang mampu dalam menangkap frekuensi tinggi (frekuensi tinggi mempunyai daya dorong yang lemah). Maka dari itu mic dynamic cendrung drop di frekuensi 10 kHz-12 kHz.




2. Ribbon Microphone

   Ribbon microphone menggunakan pita alumunium tipis yang berfungsi sebagai konduktor dan diafragma. Pita ini mempunya lebar sekitar 2-4 mm, panjang sekitar 5-6 cm, dan ketebalan yang hanya beberapa mikron saja. Pita ini dikaitkan di antara 2 buah medan magnet (utara dan selatan).

   Prinsip kerjanya adalah, tekanan suara menyebabkan pita bergetar dan menghasilkan arus listrik kecil. Sebuah transformer ditanam untuk merubah arus listrik tersebut menjadi sekitar 200 ohm.
Piita ini mempunyai massa sekitar 200 mg yang artinya sangat rentan oleh getaran dan juga angin. Oleh karena itu diperlukan perhatian ekstra untuk merawat microphone ini.



3. Condenser Microphone a.k.a Capacitor Microphone

   Microphone jenis ini sangat banyak dipakai oleh para engineer professional. Dikarenakan kesensifitasan nya yang tinggi dan juga frequency response yang luas. Mic condenser ini adalah mic yang menggunakan kapasitor, oleh karena itu mic condenser perlu dialiri arus listrik sebesar 48 volt atau yang lebih dikenal sebagai phantom power.

   Prinsip kerjanya adalah, capasitor terdiri dari 2 lempengan. Salah satu diantara mereka ada yang terbuat dari material yang sangat tipis dan lempengan itulah yang bertindak sebagai diafragma. Sedangkan lempengan yang lain adalah sebagai penanda. Ketika gelombang suara mengenai diafragma, diafragma akan bergetar yang mengakibatkan jarak antara lempengan berubah. Hal itu juga mempengaruhi besar nya kapasitas muatan. Ketika kedua lempengan bergerak mendekat maka kapasitas muatan akan meningkat sehingga meningkatkan besarnya arus listrik, sebaliknya jika kedua lempengan bergerak menjauh maka kapasitas muatan akan berkurang sehingga mengurangi besarnya arus listrik.

   Untuk beberapa mic condenser ada yang dirancang dengan built-in power supply. Yang artinya kita tidak lagi memerlukan power supply dari luar. Microphone jenis ini lebih dikenal dengan Electreet Microphone.

   Dari dua part artikel yang telah saya tulis, semoga teman-teman dapat lebih teliti dalam memilih microphone. Karena selain faktor “Dynamic atau Condenser” kita sebaiknya juga harus memperhatikan spesifikasi lain dalam memilih microphone seperti frequency response dan Polar Pattern dan yang terpenting adalah harus mempertimbangkan tujuan dari pembelian microphone.

   Sekian artikel dari saya, sampai jumpa di artikel berikutnya.