Recommended Music : Daughter "If You Leave"

Recommended Music : Daughter "If You Leave"
Dari akun instagram seseorang, saya menemukan Daughter secara tidak sengaja. Sebuah foto yang indah bertuliskan penggalan lirik, cukup membuat penasaran.

Oleh karena itu saya coba untuk googling, siapa tahu dari pencarian itu saya menemukan penyanyi atau band yang keren. Sekeren penggalan lirik dalam posting instagram itu, setidaknya menurut saya sendiri.


"Well I've lost it all / I'm just a silouhette / A lifeless face that you'll soon forget / My eyes are damp from the words you left / Ringing in my head, when you broke my chest."

Penggalan lirik tersebut membawa saya kepada sebuah band indie pop-folk asal Inggris bernama Daughter. Perjalanan band ini memang masih terhitung baru. Sejak didirikan pada tahun 2010, Daughter mulai bergerak secara gerilya merilis beberapa single dan EP.

Bulan Maret 2013, Trio musisi ini mengeluarkan full album perdana bertajuk “If You Leave”. Di bawah naungan label indie 4AD – yang juga menelurkan beberapa musisi, diantaranya The National dan Bon Iver –, musik yang ditampilkan Daughter tidak jauh dari musisi 4AD lainnya.

Elena Tonra (guitar, vocal) bekerja sama dengan kekasihnya Igor Haefeli (guitar) dan Remi Aguilella (drums/percussion) untuk mengemas materi vocal yang sangat pop dengan balutan musik semi post-rock. Dengan formasi 3 orang minus bassis dan full drum-set, mereka mampu menyajikan musik yang emosional, deep, dan klimaks.

Recommended Music : Daughter "If You Leave"
Daughter
Album berisi 10 lagu ini, menjejali kita dengan petikan gitar serta sound ambience yang kental. Remi Aguilella mengisi rhythm section tanpa mengumbar pukulan. Alih-alih menggunakan full drum-set, Aguilella justru lebih banyak memainkan floor tom, snare dan cymbal lebih seperti memainkan perkusi. Tabuhannya yang masuk pada part-part tertentu, menghasilkan impact yang lebih dalam terhadap atmosfir yang dibangun.

Kekuatan utama terletak pada departemen lirik yang menghipnotis kita untuk terseret dalam kisah kehidupan yang getir, duka, dan gloomy. Kebanyakan bertema seputar perpisahan dan kegelisahan, tapi tentu saja dirangkai sedemikian rupa sehingga lirik paling sendu nan gelap dari Tonra tetap terasa puitis dan indah.


Youth   –   Menyuguhkan instrumen sendu dan lirik yang emosional. Pada awal komposisi tidak terlalu banyak alat musik yang dilibatkan. Cukup dengan petikan gitar dan suara lirih Tonra, sudah mampu membangun suasana lagu ini menjadi muram sekaligus dramatis.

Tabuhan floor tom dan cymbal berbalut bebunyian ambience pada chorus semakin intens hingga mencapai klimaks, menyeret nuansa lagu ini berubah wujud dari melankolis menjadi lebih agresif. Mengisi kekosongan pada bass, Daughter lebih memilih untuk memasukkan unsur piano sebagai nada dasar. Lagu ini memaksa kita untuk tenggelam dalam lirik puitis tentang kehilangan melalui rintihan Tonra.



Tommorow   –   Suara bising efek ambience dan reverb pada gitar mengawang, menari diantara telinga. Tidak seperti lagu lainnya, distorsi-distorsi kini tidak malu lagi untuk menampakkan diri. Selain drum, semua unsur musik post-rock pada umumnya tersaji dalam Tommorow. Noise, reverb, dan dreamy atmosphere menjadi background untuk lirik getir tentang perpisahan. Dinamika lagu semakin naik menjelang ending kemudian berakhir dengan dramatis nan megah.



Human   –   Masih dengan lirik yang gelap, Daughter justru membuat suasana lebih cerah melalui komposisi instrumen yang padat. Menciptakan sebuah ironi ketika untaian kata bercerita tentang kegelisahan dan depresi tersaji dalam balutan musik yang bright. Efek reverse pada intro seketika disambut oleh gebukan snare. Vokal Tonra kali ini tidak melulu mengumbar getir dan duka, sebaliknya tampil lebih energik.



Menarik untuk dicermati, bahwa materi album “If You Leave” sebenarnya sederhana atau dengan kata lain tidak terlalu berat secara komposisi lagu. Namun lirik yang sangat emosional justru memancarkan pesannya dengan sempurna melalui kesederhanaan itu.

Singkat kata, musik Daughter menawarkan kekuatan liriknya yang sangat dalam dan tragis melalui balutan formula folk minimalis serta sedikit bumbu post-rock di dalamnya.