Recommended Music : Foals "Holy Fire" - Emotive and Soulful Album

Recommended Music : Foals "Holly Fire" - Emotive and Soulful Album
Tidak ada hal lain yang lebih penting dari musisi selain membuat sebuah karya. Popularitas dan uang tidak akan datang selamanya, namun karya jujur yang dibuat dengan passion akan selalu “menghidupkan” sang musisi.

Foals saat ini sudah berada di jalur yang tepat. Rilis album Antidote di tahun 2008 yang sangat menginspirasi scene indie rock tidak membuat mereka kehilangan magis untuk membuat album yang lebih komplet, baik secara teknis maupun soul dari album itu sendiri.

Sepanjang tahun 2008 hingga 2013, band ini telah merilis 3 full album beserta beberapa video clip. Cukup produktif untuk ukuran band non mainstream. Perjalanan mereka untuk serius di musik tidak main-main. Kecuali Jimmy Smith, personel Foals meninggalkan studi mereka di universitas ketika bekerjasama dengan label Transgressive Records.

Tinhead dan Dave Ma yang merupakan teman mereka sendiri, bertanggung jawab dalam mayoritas pengerjaan artwork dan semua video clip. Keputusan ini, memberikan keleluasaan bagi Foals untuk menuangkan idelaisme mereka dalam pengerjaan album dan faktor pendukung lainnya.

Pertengahan Februari 2013, band yang digawangi oleh Yannis Philippakis (vocals, guitar, drums), Jack Bevan (drums), Jimmy Smith (guitar), Walter Gervers (bass, backing vocals) dan Edwin Congreave (keyboard, backing vocals) mengeluarkan album terbaru mereka bertajuk “Holy Fire”.

Holy Fire merupakan album yang sangat kaya akan warna musik. Band ini berani bermain-main di area pop, funk, dan indie rock. Eksplorasi sound dan kualitas recording yang megah turut menciptakan kedalaman tersendiri untuk “Holy Fire” dibandingkan album sebelumnya.

Album ketiga ini menyuguhkan beat-beat energic dan groovy  yang mampu menarik perhatian pendengarnya ketika pertama kali mendengar, sekaligus memberi ruang bagi anda untuk melamun dan terhipnotis meresapi kedalaman lagu dengan sound-sound yang indah.

Recommended Music : Foals "Holly Fire" - Soulful Album
source: last.fm

Prelude    Jika anda berharap akan rasa yang sama dengan album Antidote, segera tinggalkan jauh-jauh ekspektasi anda. Track pertama dari Foals berupa musik instrumental dengan gamblang memamerkan tingkat kedewasaan bermusik yang lebih matang dari Foals. Aransemen dan kualitas recording yang mumpuni membuat track ini menjadi pembuka yang cukup menggebrak

Inhaler    Materi yang cukup berat dan gelap. Walter Gervers menggunakan sound bass yang cenderung low di lagu ini, menciptakan warna baru bagi Foals terutama di bagian verse. Selain Prelude, track kedua seakan menjadi pernyataan Foals, bahwa mereka mampu keluar dari zona nyaman.


Pada chorus, Philippakis terkadang mengerang bahkan berteriak. “War sounds in you. Don’t throw your fortune away. And I can’t get enough. Space, space, space. Get enough space!” Riff gitar yang kotor mendistorsi nuansa lagu yang terbangun sejak opening. Simak lagu ini sambil menyaksikan video clipnya, atmosfer claustrophobic dan chaos sangat dominan.

My Number    Terasa seperti gabungan antara warna musik di album Antidote dan Total Life Forever. Materi yang ringan dengan aransemen dance dan funk. Petikan gitar mendominasi sepanjang lagu. Ciri khas aransemen Foals yaitu Groovy rhythm dan tinkling guitar tentu tidak asing bagi pecinta band asal Inggris ini. Seperti pada lagu lainnya, sound vocal Philippakis dibalut oleh reverb effect yang pas.



Bad Habit    Track favorit pada album Holly Fire. Sekilas seperti mendengarkan kolaborasi antara The Temper Trap bersama Friendly Fire. Ornamen permainan keyboard dan gitar yang ber-layer bersahutan sepanjang lagu. Dukungan stereo imaging yang sangat baik, memberikan kesan “mahal” pada materi yang ringan dan nada catchy. Atmosfir spacey pada “Bad Habit” memberi ruang bagi anda untuk melamun sambil menikmati lagu.

Tidak dapat dipungkiri, Holly Fire, memberikan gambaran bahwa kedewasaan dalam bermusik akan datang seiring waktu. Aransemen yang nakal dan sangat indie pada album Antidote, dan kedalaman musik serta unsur catchy pada album Total Life Forever melebur di album ini. Lebih matang, lebih progressive namun tidak kehilangan soul.