Recommended Music : The Aristocrats

Recommended Music : The Aristocrats
Apa jadinya jika tiga musisi solo yang selama ini disebut-sebut sebagai salah satu yang terhebat di dunia, sepakat membentuk sebuah band? Hanya satu kata yang dapat menggambarkan kolaborasi ini. SICK!

The Aristocrats terbentuk setelah Guthrie Govan (guitar), Marco Minnemann (drums) dan Bryan Beller (bass) tampil dalam sebuah gelaran musik pada bulan januari 2012.

Walapun hanya melakukan satu kali latihan, namun penampilan mereka mendapat sambutan meriah dari penonton. Merasa klop secara musikalitas dan komunikasi, mereka kemudian melanjutkan kolaborasinya dalam tour sambil melakukan sesi recording.

Nama Guthrie Govan menjadi buah bibir di kalangan gitaris beberapa  tahun belakangan. Satriani, Gilbert, Mattias Eklundh terang-terangan menyatakan kekaguman mereka terhadap musikalitas Govan terutama pada album perdananya “Erotic Cakes”.

Lee Ritenour bahkan terkejut ketika pertama kali melihat video youtube Govan.
“This guy is ridiculous! He has all the modern tecnique of guitar.“ seru Ritenour dalam wawancaranya


Begitu pula halnya dengan Marco Minnemann. Musisi ini terkenal dengan skill “Independence”-nya yang luar biasa. Sempat berkolaborasi bersama Paul Gilbert lalu menjadi salah satu dari dua kandidat final pengganti Mike Portnoy di Dream Theater sebelum akhirnya DT lebih memilih Mike Mangini  

Dalam audisi drummer Dream Theater tersebut, James Labrie dan Jordan Rudess tak sanggup menyembunyikan antusiasme mereka terhadap Minnemann. “It’s such a monumental moment in Dream Theater’s legacy to standing in front of one of the most incredible drummers in the world” sahut Labrie dalam narasi video sesi minnemann

Bryan Beller adalah kepingan puzzle terakhir yang menyempurnakan The Aristocrats. Tidak jauh berbeda dengan Govan dan Minnemann, Bryan Beller sudah sering berkolaborasi bersama musisi dunia lainnya dengan berbagi aliran. Steve Vai, Dave Weiner, Dweezil Zappa dan Mike Keneally adalah beberapa diantaranya.

Tidak ada sosok dominan dalam band ini. Semuanya memiliki porsi yang setara dalam eksplorasi bermusik. Sesuai dengan visi Govan saat membentuk The Aristocrats
“One thing I really hate is when it’s just the guitar player doing all the interesting stuff and in the background you’ve got the drums just laying down a simple beat and the bass playing root notes. That bores me. Live music should be about the interaction between the people in the band. People already know that our trio is going to be about the interplay between its players.” – Guthrie Govan : Guitar Player interview

Dalam album yang berjudul sama dengan nama band mereka, The Aristocrats memasukkan 9 lagu. Beberapa diantaranya merupakan lagu dari album solo mereka yang diaransemen ulang.

Selain menampilkan komposisi lagu yang sangat kompleks, mereka menyelipkan part tertentu yang mudah untuk diingat. Misalnya melodi gitar saat intro dan bassline pada verse di lagu ‘I Want A Parrot‘.

Pada lagu ‘Blues Fuckers’ tidak akan anda temui rasa blues yang biasanya. The aristocrats menghancurkan semua konsep blues yang ada saat ini. Panjang pendek bar, tempo yang berubah-ubah, dan scale yang tidak melulu pentatonik.

Hal yang patut diacungi jempol dari kolaborasi luar biasa ini adalah, mereka tidak sekedar bermain musik dan melakukan sesi rekording belaka. Namun menciptakan image untuk band mereka. Hal ini dibuktikan dengan galeri artwork berupa karakter mereka masing-masing pada web official. Serta dimasukannya unsur humor pada tiap penampilan live.

The Aristocrats akan mengajak anda untuk tertawa sambil mendengarkan atraksi gila dari musisi-musisi terhebat di dunia. SICK!

More Info: http://the-aristocrats-band.com